Selasa, 18 Januari 2011

All I Need is ... ( Love / or / You )

Aku tau aku salah,
Aku tau aku terlalu memaksakan...
Persahabatan kurubah menjadi Percintaan
Karena saat itu aku mencoba untuk jujur,
mengatakan apa yang sebenarnya kurasakan
Masih kamu yang terbaik,
Masih kamu yang terindah,
Masih kamu yang terukir di benakku,
Masih kamu yang bertahta di hatiku,
Masih kamu yang menguasai lautan harapanku,
Masih kamu yang teratas di antara mereka,
Tanpa kamu sadari,
Aku jatuh karena ketulusanmu,
Aku bangkit karena uluran kesejatianmu,
Satu-satunya orang yang aku bisikkan "AKU SAYANG KAMU"
dengan jujur,
dengan benar,
dengan tulus,
dengan sabar,
dedicated to Chiko Bhakti Mulia Wiradhikarta (2000)
Tanpamu di sini, aku tetap menganggapmu ada,
Aku masih ingin bersamamu, maka aku mengabadikan namamu di hatiku,
siapa pun kamu,
seberapa buruk pun kamu,
sekotor apa pun masa lalu kamu,
di sela detik dalam nafasku, aku tetap menunggu...
Aku tidak pernah mengijinkan orang lain masuk ke dalam dasar hatiku
seperti yang dulu pernah kulakukan karena kamu,
Tidak akan pernah ada seorang pun yang seperti kamu,
Tidak akan ada seorang pun yang bisa menggantikan posisimu di hati ini
Kamu masih satu-satunya yang kurasakan kebenarannya
dan kubodohi semua laki-laki karena masih namamu yang tersimpan rapat
jauh di dasar relung samudera hatiku
Pertama kali aku mengenal cinta,
Pertama kali aku mengenal sisi gelap dan terang persahabatan,
Pertama kali aku tahu,
AKU SAYANG KAMU
Berharap setiap pagi saat kubuka mata melihat dunia,
aku ingin ada kamu dengan senyuman itu...
Wahai lelaki misteriusku...
Dengarkan aku dan percayalah...
Aku Tidak Akan Pernah Melepaskanmu

Dosa Termanis

Apa yang sudah aku lakukan?
Jiwa ini terasa menggelora ketika tak sengaja terngiang akan senyuman gairahmu
Hangat dan menembus relung sanubariku sampai dasar
Menggeser kaidah tafsiranku pada ratusan penyamun
Apa yang kau lakukan padaku?
Lamunan ini terbawa sampai titik alam bawah sadar menggerakkan seluruh otakku
Kaki ini menapak yakin untuk datang menghampirimu
Tak perdulikan lagi kesesatan yang terselubung di balik cercaan hina mereka
Salahkah perbuatanku saat ku tahu hati ini bicara?
Bicara tentang cinta, menuntunku pada keberadaanmu
Dosakah ini disebut ketika ku sadari bahwa aku datang membawa sepotong cinta mungil bernyawa untukmu?
Cinta yang selama ini memanggilku untuk menemukanmu
Seorang bujang yang selalu datang di setiap mimpi burukku, menjadikannya indah
Dia yang selalu memaksaku tersenyum pada hidupku yang kelam
Apa yang sudah aku lakukan tentang perjalanan tanpa arah dan mata ini?
Dosakah jika langkah maya ini terjajak oleh bisikan cinta yang telah menuntunku?
Aku memang tidak begitu yakin,
Tapi aku percaya ada kisah lain yang pasti akan terjadi padaku tentangmu, sayang
Aku percaya dapat menemukanmu di antara deburan insan manusia
Hati ini memberikan pentunjuknya hingga aku bisa merasakan nafasmu memanggil namaku
Jika memang ini adalah sepenggal kata yang disebut Dosa,
Maka Kau adalah Dosa termanis yang bersemayam di jiwaku...

Senin, 10 Januari 2011

Ya Allah, Aku Jatuh Cinta . . .

Dia tidak setampan Pangeran Kerajaan
Aku tidak mengatakan dia buruk rupa

Dia pun tidak bergelimang harta seperti Miliarder
Bukan berarti dia tidak punya finansial

Dia tidak seindah yang dibayangkan setiap wanita
Tiap orang punya seleranya masing-masing

Dia bahkan tidak bisa bersikap romantis
Tapi dia telah mencuri perhatianku

Seperti secuil Berlian di antara kiloan kerikil lusuh
Kecil tapi berkilau,
Sederhana tapi menarik ... itulah dia

Dengan senyum termanisnya
Sorot matanya yang penuh kelembutan
Perilaku dan perangainya yang beradat nan sopan bagai Ksatria bijaksana
Suara rendahnya mampu meruntuhkan ketebalan benteng egoisku
Idealismenya mampu berdiri berdampingan bersama pemikiranku

Enggan aku melepaskannya, Ingin kupeluk dia sampai mati
Tapi jelas tidak bisa kulakukan
Aku tidak membutuhkan lelaki tampan, sexy dan terkenal
Aku akan lebih memilih lelaki gagah berani, pantang menyerah dan selalu tau bagaimana cara meredakan aku, sampai keadaan terburukku sekalipun

Dia tidak pernah memaksaku untuk merubah sesuatu dari apa yang ada pada diriku
Dia selalu memberiku halaman baru di setiap lembar hariku hingga berwarna
Dia bahkan tidak pernah menyentuhku dengan jemarinya
Tapi aku merasakan dia bisa merasuk ke dalam jiwaku hanya dengan menatapku
Ada kebahagiaan tak terhingga berjelaga di ubun-ubunku

Ya Allah, Aku Jatuh Cinta . . .


i

Selasa, 04 Januari 2011

Aku menghujatmu



Bergejolak,
Aku ingin berteriak bersama meriam tentaraku.
Aku ingin menampar wajah ‘setan’ mu.
Aku ingin menghujam jantungmu dengan samurai kebencianku.
Menunggumu terseok-seok,
Menanti keterpurukanmu bagai sakaratul-maut,
Memohon pengampunan pada semua orang atas kebejatanmu.
Bilamana jeruji besi tak cukup menghujani penyesalanmu.
Maka aku akan menuntut pada Tuhan.
Aku yang percaya pada keadilan Tuhan,
Aku yang percaya Tuhan tidak pernah tidur,
Tuhan selalu merencanakan kehidupan.
Aku masih tetap tidak ingin membiarkanmu tertawa,
Atas kuasamu akan tahta dan harta.
Maka, hanya ‘wanita’ lah yang kemudian akan menghancurkanmu
Berkeping tanpa pengharapan kembali seperti sedia kala.
Perut buncitmu berisi logam dan berlian,
Kepala botakmu mencerminkan otak yang kosong,
Tak perdulikah kamu pada nafas-nafas manusia lain?
Hei, mereka berhak hidup.
Mereka berhak merasakan keadilan Tuhan.
Bukan malah merasakan keserakahanmu,
wahai para Mafia Hukum yang ter’Hormat’ di negeri kita.
Merenunglah sejenak,
Menunduklah seakan habis masa jayamu,
Hanya tersisa rasa malu dan penderitaanmu, seandainya dunia berbalik seperti roda gila...
Sekejap.

Revolusiku



Aku ingin menjadi pemberontak
Aku belajar jadi pemberontak dari segala aturan yang telah ditentukan,
Aku belajar melakukan hal-hal yang tidak biasa aku lakukan,
Aku belajar membenci kepura-puraan ...
Pemberontak bukan berarti pengkhianat.
Pembangkang bukan berarti durhaka..
Hati manusia siapa yang tau?
Pada detik itu lah aku belajar membuka mataku untuk melihat isi dunia,
aku belajar bagaimana melangkah di antara kerikil tajam,
dan mereka bilang padaku ...
"kamu melakukan revolusi."

Dear Kekasih Gelap

Tampak tolol...bodoh...dungu bahkan idiot.
Atau apalah itu namanya.
Kemasanmu begitu memukau, menarik, bisa juga dikatakan menggairahkan. Tapi kenapa otakmu begitu kecil,
pikiranmu begitu pendek,
seleramu begitu menjijikan?
Kurasa kamu memang sudah benar-benar gila.
Ada ketidak-adilan dalam situasi ini, antara aku dan kamu.
Ketika kemunafikan menjadi sebuah energi dalam jiwa yang angkuh...
Aku tampak seperti mayat hidup.
Ketika semua orang menghujat menuntut kebenaran,
mencaci dengan ribuan celaan,
menuduh ketidak benaran,
maka demi keadilan, lebih baik aku diam...
Aku datang padamu dengan sejuta senyuman mengharap kemenangan,
Yang kudapat malah ujian kesesatan.
Kamu datang padaku bersama sejuta cinta, melalui setiap malam dengan kasih sayangku, dan kemudian kita terenyuh.
Tuanmu datang menjemputmu kembali,
Jelas kamu kembali padanya yang telah membayarmu dengan rentetan kenangannya di masa lalu bersamamu.
Tercampakkan aku dengan tangan bersihmu,
Membuka nalar dan logikaku yang sempat buta dan remuk
Kini aku tau, bahwa dunia ini penuh kemunafikan.
Kuandalkan catatan kaki dalam hati agar aku bisa tenang ...
Aku merasa sedang terpeleset namun belum sempat terjatuh.
Ingin kusegerakan mencari pegangan agar aku tidak tersungkur kesakitan,
dan bangkit berdiri tegak.
Dan aku pun kembali pada Tuanku . . .



dimana Tuanku?

Kakiku melangkah, menjejak bumi berselimutkan atribut alam.
Kadang aku bertujuan,
Tak jarang pula aku berjalan tanpa arah.
Yang kutahu hanyalah aku ingin pergi sejauh yang kubisa,
Agar mereka tidak semakin membisingkan telingaku,
mengacaukan keheningan hati dan ketenanganku.
Seperti Tak berTuan aku berkelana.
Selalu kembali pada satu Labuhan aku pulang.
Disana aku berharap bisa berIstirahat.
Aku menemukan air untuk dahagaku.
Aku menemukan kursi untuk sandaran lelahku.
Aku menemukan saputangan untuk peluhku.
Namun tak pernah kulihat jelas sosok itu.
Padahal, dia selalu ada untuk melengkapi ketidak-sempurnaanku. 
Lantas, dimana Tuanku?

Sepiku

Sepi…
Sendiri aku tak berkawan
Di keramaian aku termangu
Menopang wajah memanjakan kehampaan
Mengikat senyuman di dalam hati yang kosong
Dan yang kurasa hanyalah sepi…
Aku memperhatikan kamu
Aku bisa melihatmu tertawa
Aku bisa melihatmu tersenyum
Tapi aku tetap duduk di sini di dalam sepi
Sepi dan sendiri…
Kulihat aura cinta di dirimu
Kulihat kebahagiaan di matamu
Kulihat air riak surga di semua perilakumu
Dari keterpakuan ini aku hanya bisa memujamu
Aku berharap di atas angan
Aku mencinta di dalam kebisuan
Hanya bisa menikmati keindahanmu
Dari sudut sepi dan kesendirianku…

Kamu

Kamu,
Seperti anugerah yang terlantun rupawan
Ada kamu,
Langit yang gelap menjadi bercahaya
Bersama kamu,
Kesepian itu musnah
Karena kamu,
Seperti malaikat cinta di hatiku
Bagiku,
kamu adalah Titipan sang Pencipta yang luar biasa
Tanpa kamu,
Aku hanyalah sehelai kertas kosong
Hampa, lemah, dan rapuh
Bersamamu aku yakin bisa,
Olehmu aku mengerti kehidupan
Kamu selalu mengajarkan apa yang kubutakan
Dengan semua yang kamu miliki
Aku bisa meraba
Aku bisa melihat
Aku bisa tersenyum dan tertawa
Aku melihat dunia walau dengan mata terpejam
Bersamamu aku terikat dalam satu cinta
Kuingin sang Pencipta mengutus kamu memang untuk selalu menjagaku
Dan kamu ada untukku selalu…


Aku Untukmu


Aku ingin ada untukmu.
Menghapus semua airmatamu,
Menjagamu tetap berdiri tegak dan bersinar,
Memberikan nafas ketika kamu mulai tak sanggup mengambil kehidupan, Menyandarkan kepalamu di bahuku ketika beban membuatmu lemah,
Merekatkan kembali luka yang ada di hidupmu,
Memberikan cinta yang kamu dambakan,
Mengisi hari-harimu walaupun sempit waktu tersisa.
Aku berjanji untuk kamu.
Kurelakan semua hidupku untukmu, sungguh.
Kuyakinkan pada Tuhan bahwa kamu pantas bahagia
Aku ingin jadi malaikat cinta untukmu, di sisa akhir kehidupanku ini
Aku tetap berdiri agar kamu percaya bahwa aku bisa menjagamu
Aku percaya atas cinta…
Ijinkan aku memberikan cintaku sebelum Tuhan tak lagi memberikan kesempatan padaku dan sebelum aku memberikan segalanya untukmu…
Karena cinta yang kupunya untukmu terlalu besar untuk kujaga seorang diri.
Jika Tuhan tak memberiku banyak kesempatan untuk bisa bersamamu, Maka aku yakin bahwa di kesempatan kecil inilah aku harus berjuang.
Percayalah padaku bahwa aku di sini dengan tulus mencintai kamu.

Aku Hanya Perempuan Biasa

Aku hanya perempuan biasa
hanya bermodal kejujuran dan ketulusan
tanpa harapan menggapai impian
hanya ingin memberikan cinta di hati ini untuk tempat bernaung di kala sepi
Aku ini hanya perempuan biasa
tanpa modal materi, fisik dan rohani yang sempurna
hanya ada kesederhanaan nan apa adanya
hanya punya rasa cinta yang bisa diandalkan sebagai belati disaat meraih mangsa
Aku hanyalah perempuan biasa
bukan siapa-siapa yang patut dibanggakan
tapi hatiku yang hampa, dahaga akan cinta
memilih kamu sebagai pelabuhan tanpa batas yang akan menampung seluruh curahan rasa sayangku
ini aku…
terimalah aku apa adanya…
ini aku…
Enyahkanlah aku bila kesederhanaan ini tak cukup membuatmu membuka pintu hati untuk perempuan biasa-biasa saja sepertiku…

Dzikir Cinta

Kulantunkan namamu dalam dzikirku
Entah sengaja atau tidak, pun aku sudah sulit membedakannya
Bertaruh pada kenyataan dan mimpi
Bahwa ternyata aku telah kehilanganmu, bayanganmu, bahkan nafasmu
Tak setetes pun bening air mataku mengalir saat mengingat senyumanmu, seperti biasa
Tak setitik pun rasa amarah membakar ketika kulihatmu bersanding bersamanya
Aku tersenyum, melanjutkan kembali
Menyebutmu dalam doa
Memanggilmu dalam dzikir
Melantunkan ayat-ayat cinta dalam hatiku
Dan perlahan menanggalkan seluruh atribut tentangmu
Satu demi satu, sampai habis semua tanpa sisa
Aku melepasmu seperti aku menghela nafas panjangku yang mungkin tidak akan kutarik kembali
Kubiarkanmu bebas bagai burung hantu di kepekatan malam
Mengikhlaskan tadirku yang ternyata tidak bisa bersatu bersamamu
Maka ayat-ayat cinta ini berhenti menyebutkan namamu seketika

Apa Itu Keadilan?


Apa itu keadilan?
Siapa yang tahu untuk apa keadilan ditegakkan?
Bagaimana cara para orang-orang kelas atas yang bertahtakan kekuasaan tanpa jabatan membagikan rasa keadilan untuk rakyatnya?  
Lantas bagaimana cara orang-orang kecil yang hanya berfungsi sebagai noda para pejabat bisa merasakan setetes air riak keadilan di Negara ini?
Lalu kalau sudah begitu… Siapa yang bisa menjelaskan dan memberikan bukti nyata, apa itu keadilan?
Tak terfikirkan bagaimana seseorang memperdulikan negaranya
Namun pihak-pihak serakah dan pengecut tanpa tanggung jawab dengan lihainya mempermainkan keadilan yang seharusnya dirasakan oleh rakyat
Pejabat bermandikan emas dan tahta…
Gembel berselimutkan sampah kotor dan limpahan airmata
Siapa yang benar, siapa yang salah?
Siapa yang dibela, siapa yang tertindas?
Siapa yang di atas, siapa yang di bawah?
Siapa yang pintar, dan siapa bodoh?
Bahkan, siapa yang kaya, siapa juga yang miskin?
Bagaimana jika semua isi dunia terbalik?
Yang dibela, kaya, pintar, benar, dan selalu berada di atas…
Merasakan kemelaratan, menikmati fakta kehidupan yang sebenarnya
Lalu yang tertindas, bodoh, miskin, salah dan selalu berada di bawah,
Menikmati kemakmuran, merasakan juga lautan uang di setiap sudut kantong
Pejabat menjadi gembel
Gembel pun menjadi orang berkuasa
Persetan dengan uang!
Dapatkah keadilan itu ditegakkan?
Tegak berdiri bagai tiang bendera sang saka merah putih…
Kemudian pada akhirnya, ada seseorang yang dapat menjelaskan, apa itu keadilan…

Disvirginity

Perempuan dijadikan sebagai alat pemuas raga lelaki
Tanpa pemberontakan sebagai pembelaan diri
Hanya kebisuan yang mengunci rapat semua ketersiksaan kodrat
Di balik sudut kegelapan hanya ada desahan tersiksa namun bahagia
Di dalam ruangan sempit hanya ada dua insan yang saling melepaskan hasrat
Keserakahan telah membutakan mereka
Si lelaki serakah akan nafsu dan kenikmatan kebinatangan
Sedangkan si perempuan serakah akan limpahan uang si lelaki buas
Mereka bercinta seolah hanya ada mereka di muka bumi ini
Tanpa memikirkan apa yang nantinya mengganjar mereka
Padahal belum tentu juga muka bumi mau menatap mereka dengan ikhlas
Sekali lagi, kesekian saat dan terus menerus,
Perempuan dijadikan sebagai alat pemuas raga lelaki
Menjual harga diri paling berharga demi kepuasaan kebinatangan sesaat…

Aku Ingin Melihat Dunia

Air mengalir bermuara ke dasar lautan
Membasahi tubuh dunia dengan kesejukan
Memeluk alam dari ancaman kehampaan
Memberikan suara percikan kekuatan padaku saat terjebak dalam kesendirian
Tak merasakan kehadiran yang lain selain suara deru air yang seakan menjelma sebagai roh masuk ke dalam jiwaku,
Memberi kekuatan untuk bertahan seperti nyawa tetesan air itu yang selalu berusaha tertawa membahana di atas peperangan bersama karang dan menghasilkan ombak
Betapa indahnya…
Angin sepoi seakan mengalun indah ketika aku duduk seorang diri di atas rumput yang terasa penuh kedamaian, bertemankan sinar matahari dan sebuah pohon kokoh yang meneduhkan seakan bernyanyi-nyanyi syahdu di sepasang telingaku, membelai wajahku dan meraba rambutku penuh sahabat sampai aku terbuai dalam kelembutannya
Betapa indahnya…
Aku ingin melihat segalanya,
Aku ingin melihat dunia,
Aku ingin menyaksikan semua panggung sandiwara milik Tuhan
Sungguh ingin kubuka mata ini dan terlepas dari kegelapan
Aku ingin melihat dunia dalam kebutaan ini…
Dengan mata telajang aku bisa melihat dunia
Tapi kenapa aku buta akan keindahannya?
Tak pernah kurasakan dunia seindah ini sejak aku membutakan mata hati
Seperti elang, merpati, juga kupu-kupu
Semua yang bersayap terbang bebas di langit
Berlomba bersalaman bersama awan dan bintang menembus atmosfer dunia
Tanpa peduli kapan waktunya tiba untuk jatuh tersungkur ke tanah…
Aku ingin seperti itu
Merasakan kebebasan dengan atau tanpa sayap sehelaipun
Aku berangan untuk terbang se-merdeka jiwa tanpa bui yang mengurung relung hati, meneriaki semua kawan, menyapa lawan, melayang lepas merobek batasan cakrawala yang menghiasi seluruh jagad dengan senyuman kekuasaan tanpa batas, memerintahkan seluruh anugerah Tuhan untuk selalu tetap indah dan mengagumkan…
Dalam kebutaan ini aku mencium keindahan
Aku ingin melihat dunia, lebih jauh, lebih dalam dan lebih transparan
Aku ingin melihat dunia yang sebenar-benarnya bahwa di setiap nafas dan karunia, mengandung benih cinta…
Matahari jatuh cinta pada langit…
Burung-burung jatuh cinta pada awan…
Air jatuh cinta pada karang…
Pohon jatuh cinta pada angin sepoi…
Ijinkan aku jatuh cinta untuk bisa merasakan semuanya
Aku ingin melihat dunia